Ah, Favoritku!

Kau tau, Manis, apa yang membuatmu begitu berbeda?
Itu karena aku yang melihatmu dengan cara yang beda
Dibantu dengan kau yang menunjukkan perbedan-perbedaan itu
Dengan konsekuensi saling menghargai
dan tetap menjadi berbeda, tidak menuntut menjadi sama
Karena akan sangat membosankan untuk menjadi selalu sama

Bahwa kita tidak sesering itu bertemu
Karena sesungguhnya nilai keTuhanan pada persahabatan kita adalah melampaui ruang dan waktu
Bahwa kita tidak pernah mencoba saling mengalahkan
Karena kita akan selalu berbagi tentang kebenaran adalah yang membuat kita menang atas diri kita satu sama lain
Kita menang dari hasrat ingin menjadi lebih benar dari dirimu atas diriku dan juga sebaliknya

Ah, Manis
Kau selalu saja bisa membuatku semakin menyayangimu dari hari ke hari
Dari pembicaraan yang ini ke pembicaraan yang itu
Dari semua perdebatan dimanapun dan kapanpun
Dari hal yang benar dariku dan darimu
Ah, Astri Dyastiarini, favoritku :)

Lilin Pertama Dheela, "Semoga Tidak Cepat Besar, Nak!"

"Selamat menginjak usia pertamamu, Nak! Jangan cepat besar seperti kata orang-orang"


Karena menjadi besar itu berarti harus menjadi sangat bermacam-macam. Tidak boleh cengenglah, harus berpendidikan yang baguslah, menghadapi ini itulah, dan untuk mempercepat semua itu, aku yakin akan sangat tidak menyenangkan.

Memang, aku, ibumu, dan ibuku menantikannya, menantikan kau yang akan minta diajarkan matematika atau fotografi. Sampai dengan apa itu cinta dan harus bagaimana kalau patah hati. Begitu juga aku, ibumu dan ibuku takut kehilangan sesuatu. Takut rindu kau yang tidak bisa mengganti popok sendiri, dan juga rindu menimangmu sambil nyanyi berdiri.

Ah, Anakku.
Sekarang kau sudah tau alasanku kenapa melarangmu cepat besar. Jadi jangan cepat besar seperti kata orang-orang, Nak! Jangan! Jadi besarlah ketika sudah waktunya kau menjadi besar saja.

Oh Tuhan, Betapa Aku Benci Membaca

Yah, aku benci membaca ketika semua yang kubaca selalu tentangmu
Aku benci menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang tidak pernah berani kutanyakan padamu oleh setiap buku yang mulai aku baca baris demi baris
Paragraf demi paragraf
Lembar demi lembar
Buku yang satu ke buku yang lainnya
Aku benci bagaimana bisa pengarang entah siapa mampu menebak kita yang bahkan tidak mengenal kita
Dan lebih jauh lagi sebelum aku mengenalmu
Kau mengenalku
Kita saling mengenal
Aku benci kenapa dengan pengarang berbeda bisa tahu keadaanku
Menebaknya, menuliskannya, menerbitkannya, menjualnya pada orang yang aku kenal, memberikannya padaku, dan kubaca
Betapa pengarangnya menebak semua kehidupanku, perasaanku, tingkah laku masa laluku, sebelum semuanya terjadi dan aku baru membacanya setelah semuanya selesai
Aku benci sampai ke urat nadiku pada setiap halaman yang seolah-olah menguliahiku tentangmu
Dari satu buku ke buku yang lainnya
Buku-buku yang kugandrungi
Oh Tuhan, betapa aku benci membaca
Karena setiap buku yang aku baca seenaknya saja mengingatkanku padamu
Selalu saja padamu
Oh Tuhan, betapa aku benci membacamu
Aku benci membaca
Aku benci karena aku telah tertebak oleh lembaran yang tidak aku kenal sebelumnya, tidak pula mengenalku
Aku benci terperangkap lagi oleh memori tentangmu karena membaca
Oh Tuhan, betapa membaca membuatku benci karena yang kubaca seolah-olah mengingatkanku padamu
Selalu saja padamu
Aku benci karena selalu namamu yang kuingat ketika membaca
Aku benci untuk mencari nama lain tapi hanya namamu yang ada
Namamu, tentangmu, padamu
Bagiku, aku benci
Oh Tuhan, aku benci padamu
Sampai ke urat nadiku
Demi Tuhan, aku benci padamu

..

Aku benci bermain-main dengan cinta. Ode tentang teman yang membangkitkan kebencianku padamu, pada membaca. Sampai ke urat nadiku, aku benci!

Tentang Sesuatu yang Tidak Bisa Kembali, Tidak Bisa Dibeli

"Waktu itu malam takbiran, 29 Agustus 2011"


..
Sekali lagi, Cantik
Hari-hari kita pernah luar biasa
Ketika kau berkata putih harus diimbangi dengan hitam
Dosa harus sama banyaknya dengan pahala
Karena hidup kita tidak akan selamanya terang
Lalu kau pergi membawa sesuatu yang tidak bisa kembali
Tidak bisa juga dibeli
Selain itu, kau juga membawa serta hati
Sekarang aku kosong, hilang isi

Hari selanjutnya kau tumbuh sendiri
Akupun tidak mau mati berdiri
Semua yang ku beri, yang kita bagi
Untukmu seakan tiada arti

Bukannya aku tidak keberatan, cantik
Hanya saja menunjukkan kalau aku cukup kuat setelah kehilanganmu
Kuat tanpa kau besertaku
dan tersenyum menunduk bukan berarti lagi kalau aku patuh padamu
Tapi sekedar menghargaimu sebagai orang yang pernah mengisi hari-hariku
Walau terbalaskan dengan senyum angkuh tegak ke atasmu
Seakan-akan saja kau pemenangnya
Yah, Cantik. Kau pemenangnya
Namun bukan berarti aku kalah
Aku tidak kalah dengan segala janji teringkarmu
Kelakuan tanpa tanggungjawabmu

Karena, Cantik
Aku pun menang melawan kesendirianku tanpamu
Aku menang untuk diriku sendiri
Aku menang dari selusin rinduku untukmu
..


"Waktu itu bahkan tidak ada satu pun air yang jatuh dari langit, tapi hariku sangat gelap. Bagaimana bisa adanya bintang membuatku masih buta.. Melihat kebenaran darimu, Cantik?"

Selamat Tinggal Usia Belasan

Haa selamat pagi, orang paling cantik seantero Fakultas Ekonomi
Hari ini kita bangun di tempat yang berbeda
Dengan ucapan yang sama
"Selamat tinggal usia belasan"
Sekarang usia kita semakin dewasa
Dengan harapan, semoga kita selamanya
Dengan syukur, hari ini masih bisa menyapa
Terimakasih, Tuhan. Hari ini kita masih bersama
Dengan segala cobaan, canda dan tawa
Kita bertahan dengan segala kekurangan kita masing-masing
Karena satu,
Aku tidak cukup kuat untuk sendiri semenjak mengenalmu
Orang paling cantik seantero Fakultas Ekonomi, setahuku
Terimakasih karena berdiri bersamaku
Terimakasih karena kau selalu menemukanku di tempat terbawah di hidupku
Di tempat teratas kenikmatan duniaku
Berdiri bertarung di sampingku

Masih dengan perasaan yang sama
Selamat 8 tahun hari jadi pertemanan kita
Orang paling cantik seantero Fakultas Ekonomi

Hujan, Manis. Bukan Kamu

Aku mungkin sudah duduk seharian penuh disini
Bukan menunggumu, tapi menunggu hujan
Turun.. dan kemudian berhenti
Gelap.. dan waktunya aku untuk pulang

Bukan menunggumu, Manis
Aku bukan hal yang akan membuatmu berbesar hati
Karena aku hanya menunggu hujan
Turun.. dan berhenti
Gelap.. dan pulang
Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk pulang
Atau untuk sekedar menampik semua kecurigaan bahwa aku menunggumu
Karena aku tidak menunggumu, Manis
Aku tidak menghabiskan waktu untuk menunggu sesuatu yang tidak akan pernah datang kepadaku
.. apalagi kamu

Bukan Padamu

Aku jatuh cinta.. Setiap hari
Bukan padamu
Tapi pada hidupku yang berhenti di kamu

Aku jatuh cinta.. Setiap hari
Bukan padamu
Tapi pada kita yang memutuskan untuk saling jatuh hati

Aku jatuh cinta.. Setiap hari
Bukan padamu
Tapi pada waktu yang mengizinkan kita merindu

Aku jatuh cinta.. Setiap hari
Bukan padamu
Tapi pada tatapan yang selalu bersinggungan dengan matamu

Aku jatuh cinta.. Setiap hari
Bukan padamu
Tapi pada pagi yang selalu menyimpan sapa untukmu

Aku jatuh cinta.. Setiap hari
Bukan padamu

Catatan Cinta Tentangmu di 22 Maret

Aku mencintaimu dikala gelap
Mencintaimu dikala terang
Karena kau cahaya
Aku mencintaimu meski sunyi
Mencintaimu meski bising
Karena kau suara
Aku mencintaimu saat tiada
Mencintaimu saat bersama
Karena kau nuansa

Aku mencintaimu
Tetap mencintaimu
Karena aku jatuh cinta

Saya, Cinta, Kau. 3 Kata 1 Dunia

"Saya, Cinta, Kau. 3 kata 1 dunia
Ketika kau menolak saya, maka yang tersisa hanya kau dan cinta.. dan itu hampa
Ketika kau menolak cinta, maka yang tersisa hanya saya dan kau.. dan itu hambar
Ketika kau menolak saya dan cinta, maka yang tersisa hanya KAU.. dan itu sunyi"

Aku lupa membacanya baik-baik
Katamu ini yang kau inginkan
dan aku selalu yakin
yang kau inginkan adalah yang kau rasakan
Maka aku menerimamu dengan perasaan yang sama

Aku lupa membacanya baik-baik
Kenapa kau menegaskan KAU (yang berarti aku) untuk selanjutnya sunyi ketika hanya aku yang menolak saya (yang berarti kau) dan cinta?
Seolah-olah kau membawa cinta, seolah-olah kau dan cinta sesuatu yang sama
Cantik, aku tegaskan, kau dan cinta adalah beda
Karena aku menangis, ketika kau yang pergi tapi aku masih punya cinta

"Saya menerima kau, tapi kau menolak cinta.. dan itu perih"

Salam Dari Segelas Whiskey Untuk Melupakanmu

Aku pemimpi, dan kau adalah mimpi teridealku
Itu sebabnya aku selalu melihat ke atas
Karena.. Kau
Tentunya untuk melihatmu, Cantik
Mimpiku
Apa lagi yang bisa membuatmu menoleh ke bawah
Untuk.. Aku
Tentunya untuk melihatku, Cantik
yang memimpikanmu

Harus seberapa sakit, agar kau bisa melihat betapa aku yang sedang menderita
Harus seberapa tinggi, agar yang kau lihat di atas hanya aku yang sedang berduka
Aku kehilanganmu, Cantik
Harus seberapa mabuk agar kau tahu aku tengah mencoba untuk berjalan,
melupakanmu
Lalu harus seberapa mabuk lagi, Cantik?

Societeit de Harmonie


"terimakasih gedung Societeit de Harmonie untuk malam ini"
Maksudku malam yang itu, malam ketika aku bertemu kasih
Malam ketika aku mengetahuimu, dan kita memutuskan untuk saling mencari tahu
Malam ketika ada desir lagi disini, di dalam sini
Malam ketika semua hal terasa begitu lucu, dan kita mulai saling bertukar kelucuan itu

dan itu kau,
yang seenaknya saja memasuki ruang-ruang rinduku
Selayaknya udara,
Ketika kau pergi aku akan kesulitan untuk bernafas
yang malam-malam selanjutnya aku tertidur dengan ucapan manis darimu
dan paginya masih dengan ucapan yang sama manisnya
Sehingga melihat matahari terbit di matamu pun lalu menjadi bagian terfavorit saat itu

Hari-hari selanjutnya kita tetap bertegur sapa
Tentunya dengan nama yang berbeda
Karena katanya, kita saling sayang
Kerena katanya, waktu itu kita punya rasa yang sama
Yah, yang aku tafsirkan sebagai rasa sayang itu sendiri
Satu hal yang tidak berubah
Semuanya masih begitu lucu
dan itu bagian yang paling aku suka
Aku harap kamu juga pernah menyukai itu

Tapi sepertinya aku tidak membangun dunia bersamamu
yang aku sebut sebagai dunia kita
Bukan duniaku dan atau duniamu lagi
Karena nyatanya.. Kau
Kaulah sendiri yang mencoba menghancurkan pertahananku
yang aku bangun setengah mati jauh sebelum mengenalmu
Kini apa?
Rasaku runtuh, rasaku layu
Lalu apa?
Kau berlalu, kau pergi terlalu jauh

"Bisa kita kembalikan semuanya ke malam itu? Karena malam itu seharusnya aku tidak jatuh hati saja kepadamu"

Adik, Tidak Sepatutnya Kau Melawan Kodrat!

Sabar saja, Adik
Ini memang waktumu untuk bersabar
Aku tidak akan ikut terang-terangan menyalahkanmu atas ketidakbenaran yang kau lakukan
Aku tidak akan ikut terang-terangan mencurigaimu atas semua tuduhan yang aku tahu pasti itu benar
Walaupun kau memang salah, Adik
dan aku tahu itu

Tapi aku pun tidak akan pernah mendukungmu meski kau sudah mati-matian mempertahankannya
Karena semua orang tahu itu tidak akan pernah menjadi sesuatu yang benar
dan tidak seorang pun kakak yang akan pernah mengizinkan adiknya melawan kodrat
Tidak satu pun, Adik

Aku tidak berhak untuk menyuruhmu menjadi hitam atau putih
Bukan karena aku tidak peduli
Bukan karena aku tidak tahu itu sebenarnya bukan hakku, tapi itu kewajibanku
Sudah sepatutnya aku tidak membiarkanmu berbuat salah
Sekali lagi, Adik
Aku tak berhak, tapi aku berkewajiban untuk itu

Aku tahu kau tidak akan menangis,
Kau tidak akan pernah berhenti,
dan kau tidak akan pernah menyesal untuk itu
Tapi ketahuilah, Adik
Mereka tidak mau tahu, begitu pun aku
Ketidakbenaranmu itu sesuatu yang harus hilang dari sejarah kita
Karena tidak ada seorang pun pendahulumu yang seperti itu
dan yang mau kami tahu, tidak akan ada setelahnya yang seperti itu
Tidak seorang pun
Bahkan kau dan gaya hidupmu itu!
Back to Top