The Last Note (I Guess)

Rasaku nyaris saja ditelan habis oleh waktu. Mungkin yang masih tersisa cuma ini, yang sekarang tengah aku habiskan untuk tulisan ini. Aku benar-benar lupa cara untuk mencintaimu dengan benar. Sekarang aku semakin mengerti kenapa tak bisa kau tepati bahkan cukup kau katakan sekali lagi janji-janjimu terdahulu. Ternyata waktu itu nyata di sekeliling kita, benar-benar menggerogoti perlahan apa yang kita sebut dulu. Kita sendiri yang menjadi saksi betapa hal-hal yang seharusnya coba kita wujudkan sekarang sangat tersia. Naif rasanya untuk berkata "aku masih menunggu"

Terimakasih untuk mengajarkanku cara untuk tidak lagi mencintaimu. Jadi tolong izinkan aku mencintai lelaki lain, tanpa harus berdusta bahwa aku juga pernah sangat mencintaimu.

Aku hanya tidak terlalu ingin untuk menyiakan hari ini, terlalu enggan lagi untuk berkata tidak pada orang yang ternyata telah lama aku cintai.

Lelakiku, aku menyimpan rapi rasaku terdahulu. Yang aku kesampingkan untuk hal yang aku sebut sejati dan dia kecap sementara. Aku juga!

Jatuh Hati Itu Seperti Aku

Aku jatuh hati pada senyumnya, aku jatuh hati pada lingkaran putih di matanya. Itu yang namanya jatuh hati!

Aku menangis tetapi tetap tertidur karenanya, aku bahagia tapi tidak hanya karena itu saja aku menyukainya. Seperti itu rasanya jatuh hati!

Aku merindukannya, tapi rinduku tidak secandu itu, sampai-sampai mengabaikan hal lain selain dia. Tidak! Begitu mestinya jatuh hati!

Bukan karena apa yang dia miliki atau tidak dia miliki, bukan karena itu seharusnya kita jatuh hati!

Aku menunggu hampir dua tahun, berusaha tidak mengeluhkan apa pun. Menjadi hal yang paling baik sampai hal yang paling buruk sekali pun. Hal yang memang seharusnya sampai hal tidak mungkin. Aku benar-benar jatuh hati.

Jatuh hati tidak hanya sekedar "Saya sayangko!", tapi jatuh hati itu seperti aku! Jatuh hati itu ketika aku sangat sabar tetapi sangat marah, jatuh hati itu ketika aku ikhlas tetapi sangat tidak rela. Jatuh hati itu ketika aku sangat mencintai tetapi membiarkannya. Jatuh hati itu ketika dia berkata benar tetapi aku berbuat salah. Jatuh hati itu bagaimana kita salah menaruh PLUS dan MINUS, tidak pada tempatnya. Jatuh hati itu bisa membuat orang jahat menjadi baik, dan orang baik menjadi jahat.

Ketika nanti kau menemukan hal seperti ini, ketika nanti keyakinanmu sebesar keyakinanku. Percaya saja, dia itu orang yang tepat.

Karena jatuh hati itu seperti aku.

Bahkan Penjahat Sekalipun Pantas Untuk Dicintai

Baik dan buruknya seseorang itu sekali lagi aku tegaskan, ITU RELATIF! Tergantung siapa yang menilai, tergantung tempat, waktu dan keadaannya saja. Bagaimana dia memperlakukan orang disekitarnya, dan sedang bersama siapa dia saat itu . Iya, dia memang tidak baik dilihat dari siapa dia, bagaimana dia dibesarkan, seperti apa orang orang disekitarnya, atau bahkan bagaimana dia memperlakukan masa lalunya. Tapi selama bersamaku dia tidak juga jahat, atau mungkin belum. Siapa yang kira kalau aku bisa memperbaikinya? Kalaupun dia jahat, jelas tidak pada semua orang kan? Sangat naif untuk menghakimi kalau dia jahat, karena hanya kejahatannya yang mungkin tidak pernah kau lakukan. Aku yakin dia juga punya segudang hal baik. Kalaupun dia jahat, bukan berarti kamu baik, kan? Menghakiminya penjahat juga tidak akan pernah membuat dirimu lebih baik, Sayang! Karena bahkan penjahat sekalipun, dia tetap pantas untuk dicintai.
Back to Top