Aku Tak Mau Dua Kali

Ternyata tidak indah lagi untuk kembali di sisimu, duduk sangat dekat dengan hangatmu. Kau sakit, hangatmu bukan karena kau masih .. . Tidak akan terbenarkan titahmu yang kemarin, dan sejak lama, aku sudah tahu. Maaf sayang, karena kembaliku hanya untuk berkemas, bersiap-siap untuk aku saja yang pergi darimu. Bukan karena mencintaimu, sungguh bukan karena itu. Maaf sayang, lama aku tidak biasa untuk ditinggal. Maaf sayang, karena memilihmu pun untuk bersamaku, bukan untuk kau relakan ketika kau merasa tidak cukup baik untukku. Kau tetap saja lewat disamping ku, mengabaikan seolah kau berlalu di tempat yang tidak sedang aku jangkau. Tertarik hanya pada apa di sekitarku. Ternyata kau tetap tidak mengenalku, persis sebelum aku katakan “Aku tidak mau dua kali”. Jangan seperti itu sayang, kau tidak sedikit pun memperbaiki hatiku yang berantakan sebelumnya. Padahal aku sedang mencoba mendaki, tapi jangankan berlari, kau bahkan tidak pernah menawarkan untuk sekedar berdiri. Sekarang aku minta untuk bisa terbang saja, kalau begitu pinjamkan aku sayapmu. Aku mau melihatmu tersenyum ketika aku terela, ketika aku telah selesai berkemas, ketika aku siap untuk sepenuhnya pergi.

Kalau begitu terimakasih untuk tidak mencintaiku, agar tidak ada salahku ketika aku sudah jauh. Ketika aku bisa hidup di tempat yang tidak akan pernah ku ceritakan padamu. Tempat dimana bahkan sakitmu tidak akan lagi mengetuk ngetuk di hatiku.

Datang kesempatan untuk aku saja yang berkata selamat tinggal. Dengan hal yang memang seharusnya aku relakan, berangkatlah dengan malamku. Karena ketika pagi mu yang hadir, hati kita sudah kembali di jalannya masing-masing.

Dan Jangan Fikir Aku Jatuh Hati

Tertinggal

Bagaimana aku bisa jatuh hati lagi?
Sadarlah lelaki ku,
Kau belum pernah mengembalikannya padaku

Kamu Beruntung, Sayang

Kamu beruntung, Sayang. Dicintai oleh aku yang bisa dengan ringannya merangkai ucapan untukmu. Kalau itu tidak cukup, aku harus apa? Atau mungkin kamu yang tidak punya hati? Kamu beruntung, Sayang. Ini, pakailah hati ku, ku pinjamkan untuk mencintai ku dulu sementara.
Back to Top