Oh Tuhan, Betapa Aku Benci Membaca

Yah, aku benci membaca ketika semua yang kubaca selalu tentangmu
Aku benci menemukan jawaban dari semua pertanyaan yang tidak pernah berani kutanyakan padamu oleh setiap buku yang mulai aku baca baris demi baris
Paragraf demi paragraf
Lembar demi lembar
Buku yang satu ke buku yang lainnya
Aku benci bagaimana bisa pengarang entah siapa mampu menebak kita yang bahkan tidak mengenal kita
Dan lebih jauh lagi sebelum aku mengenalmu
Kau mengenalku
Kita saling mengenal
Aku benci kenapa dengan pengarang berbeda bisa tahu keadaanku
Menebaknya, menuliskannya, menerbitkannya, menjualnya pada orang yang aku kenal, memberikannya padaku, dan kubaca
Betapa pengarangnya menebak semua kehidupanku, perasaanku, tingkah laku masa laluku, sebelum semuanya terjadi dan aku baru membacanya setelah semuanya selesai
Aku benci sampai ke urat nadiku pada setiap halaman yang seolah-olah menguliahiku tentangmu
Dari satu buku ke buku yang lainnya
Buku-buku yang kugandrungi
Oh Tuhan, betapa aku benci membaca
Karena setiap buku yang aku baca seenaknya saja mengingatkanku padamu
Selalu saja padamu
Oh Tuhan, betapa aku benci membacamu
Aku benci membaca
Aku benci karena aku telah tertebak oleh lembaran yang tidak aku kenal sebelumnya, tidak pula mengenalku
Aku benci terperangkap lagi oleh memori tentangmu karena membaca
Oh Tuhan, betapa membaca membuatku benci karena yang kubaca seolah-olah mengingatkanku padamu
Selalu saja padamu
Aku benci karena selalu namamu yang kuingat ketika membaca
Aku benci untuk mencari nama lain tapi hanya namamu yang ada
Namamu, tentangmu, padamu
Bagiku, aku benci
Oh Tuhan, aku benci padamu
Sampai ke urat nadiku
Demi Tuhan, aku benci padamu

..

Aku benci bermain-main dengan cinta. Ode tentang teman yang membangkitkan kebencianku padamu, pada membaca. Sampai ke urat nadiku, aku benci!
Back to Top