Astri Dyastiarini (':

masalah lagi ast ? sini saya peluk , kita jadikan sederhana !



saya sudah ndg liad kau yang hidup , semakin hari senyum mu semakin layu . langkah mu semakin kemayu

masih seperti d note sebelumnya , yang s sayangg A (: . sampai sekarang semuanya masih berlaku . sampai sekarang saya rela rugi segala cuma buad terlihat masih berdiri di samping kanan mu

saya tidak tau harus bilang apa lagi untuk buktikan besarnya rasa yang saya punya . jelas terlihat saya gagal jaga semuanya , dan terbukti kalau waktu itu saya tidak berdiri di samping kanan mu . mav , saya sungguh tidak pergi kemana mana . mungkin waktu itu saya cuma berkedip , mungkin waktu itu saya tunduk untuk ikat tali sepatu kuu yang lepas

jangan mati dulu nnah ast , saya masih belum siap . tidak butuh penelusuran buad tau saya bertahan karena apa , sumpah bukan karena DADU , tapi jelas karena kau ast . karena cuma besarnya rasa kuu yang tidak bisa dibuktikan dengan teori apapun , yang tidak bisa dihitung dengan materi sekalipun

kalau mereka yang ambil setengah nyawa mu , saya masih rela berdarah darah untuk bunuh mereka supaya jelas hidup mu . saya yang bakalan dirikan pencakar langit kalau kau butuh tempat berteduh . saya yang bakalan galikan mata air kalau nanti kau dahaga . saya yang bakalan bawakan berkuntum kuntum lagu yang diiringi sejuta bait bunga kalau kau butuh bahagia . jelas baru saya yang janji seperti itu , karena cuma dengan besarnya rasa yang saya punya saya kepikiran untuk ini semua

saya bingung ast , jujur saya kemarin sudah bilang menyerah . tapi apa ast , coba buka mata mu , liad sapa yang baring di samping mu . saya ast !

coba liad ast , kau sekarang yang sudah hancurkan pertahanan yang saya buad berhari hari setelah saya bilang mau lupakan kak fha . karna kau ast saya menangis tadi malam , untuk pertama kalinya dan bukan karena cinta mati kuu ke kak fha . untung ada dia ast , dia yang kasi saya kesempatan untuk jadi temannya . dia yang bilang ' nd kw dngar i2 guntur mrah2. tdr mako cpt nnti na mrahi ko jg. sudah jam 12 ast , tapi saya tetap terjaga . saya takut dengar kabar kalau kau juga lagi nangis di ujung televon genggam mu

saya tidak tau harus pegang tangannya siapa lagi , harus sandar di pundaknya siapa lagi . saya sudah kehilangan banyak kemarin , saya bahkan sudah lepas dhila yang pelukannya paling hangat . saya cuma punya kau ast , dan kalau kau layu , buad apa saya terus tumbuh ?
Back to Top